Halo peeps, ada yang suka sebel
ga sama orang yang ga berkontribusi apa-apa dalam hidup kita, tapi suka protes
atau komen aja tentang keputusan kita? Atau orang yang hobinya bikin kita down
terus? Atau dia suka bikin penyakit hati seperti dongkol, iri, dan dengki?
Sebel banget kan sama
mereka-mereka? Apakah mereka itu bisa dikatakan toxic? Atau hati kita aja yang sensitif?
Apa Sih yang Dimaksud dengan Toxic People?
Mending kita baca dulu yuk
keterangan dari experties mengenai toxic people ini
Jadi menurut Dr. Nancy Irwin,
PsyD., Seseorang dikatakan toxic apabila dia tidak suportif, mengganggu
kesehatan mental, dan lebih banyak membuatmu down.
Setiap kita melihat wajahnya atau
berkomunkasi dengannya selalu muncul emosi-emosi negatif. Entah itu membuatmu
stres, takut, ataupun marah. Dia juga
selalu menyalahkan kita atas apa yang terjadi, bahkan saat hal tersebut adalah
kesalahannya, dan dia bisa saja dalam sekejap menempatkan kita dalam posisi
tersangka. Pernah ga ngalamin hal-hal tersebut? Atau sering?
What To Do
Terus harus gimana dong? Padahal
bisa saja mereka termasuk orang-orang yang berinteraksi dalam kehidupan kita
sehari-hari.
Hal yang harus kita lakukan
adalah keep away from them, iya jaga jarak aja sama mereka-mereka. Lah? Kan kita
juga perlu memperluas jaringan untuk ke depannya nanti? Iya perlu, tapi kita ga
perlu memasukkan semua jaringan ke dalam lingkaran kita kan? Daripada kita
hidup dikelilingi orang-orang yang tidak mendukung kemajuan kita dan tidak baik
bagi kesehatan mental kita kan masih lebih baik kita jaga jarak dengan para
toxic people demi kemaslahatan bersama.
Toxic People Tidak Hanya Ada di Dunia Nyata
Aku punya temen yang bahkan
ngeblok dan mute media sosial semua orang yang bisa bikin dia iri atau doubting
herself. Saat pertama kali mengetahui hal tersebut, kita sebagai temannya tentu
kaget dong. Hah? Ngapain kamu ngeblok orang sebanyak itu? Dan jawaban dia
simpel banget, ada fitur blok dan mute kenapa ga dipake, daripada bikin iri dan
ga bersyukur. Hmm jawaban yang sebenernya aku ga bisa terima gitu aja karena di
luar pemikiran orang-orang pada umumnya. Kenapa aku bisa beranggapan seperti
itu? Karena sebelum kejadian itu pernah ada yang ngeluh ke aku (dalam suatu forum)
mengenai story WhatsApp mantannya yang selalu muncul di hp nya. Aku saranin
buat mute aja dong story-storynya. Tapi, semua orang di forum tersebut malah
bilang kalo kesannya kita malah gabisa move on dari mantan tersebut. Wah, kok
bisa satu suara gitu sih mereka? Padahal aku mikirnya sederhana aja, kalo gamau
terganggu story mantan ya tinggal dimute. Sesimpel itu.
Putting It All Together
Sebagai manusia dewasa, kita
tentu memiliki tujuan yang jelas dan alasan yang mendasari tujuan tersebut. Untuk
itu kita ingin terus bergerak maju agar tujuan tersebut tercapai. Di tengah
perjalanan, mungkin akan dijumpai sikap atau cara-cara kita yang keliru dan
orang yang baik akan selalu mendukung kita untuk maju sembari mengingatkan kita
apabila ada kekeliruan, sebaliknya orang yang toxic akan selalu membuat kita
down dan menjadikan kita ragu akan kemampuan diri sendiri. Saatnya kita bijak
dalam menyikapi setiap orang yang ada di sekeliling kita.
Aku setuju banget kalau sebaiknya menjauh dari toxic people,bikin sewot aja. Tapi kadang mikir juga, apa aku termasuk toxic people buat orang lain juga? Yang penting aku bisa nyaman dalam zonaku sendiri.
BalasHapusimo, bisa jadi kita juga toxic people bagi orang lain mba Nurul. walaupun mungkin kita tidak melakukan apapun yang secara langsung merugikan dia, namun pencapaian-pencapaian kita bisa jadi membuat orang lain iri
Hapuscmiiw:)