Langsung ke konten utama

CETAK SARING dan FOTOGRAFI

CETAK SARING
Sejarah Cetak Saring
Teknik sablon adalah salah satu bagian dari ilmu grafika terapan yang bersifat praktis. Teknik sablon dilakukan untuk mencetak berbagai media iklan visual seperti, kertas, kain, plat dan media yang lain yang tidak mengandung air. Cetak sablon digunakan untuk melakukan reproduksi desain, seperti kartu nama, kartu undangan, T’shirt, stiker dan lain-lain. dengan kuantitas lebih dari satu untuk menghasilkan hasil yang serupa.
Cetak sablon atau cetak saring ini telah lama dikenal dan digunakan oleh bangsa Jepang sejak Tahun 1664. Ketika itu dikembangkan oleh Miyasaki dan Zisukeo Mirose dalam mencetak beraneka motif Kimono. Penggunaan teknik sablon dalam Kimono ini dilatar belakangi oleh kebijakan Kaisar Jepang yang melarang penggunaan kimono bermotif tulis tangan. Pasalnya Kaisar Jepang sangat prihatin dengan tingginya harga kimono yang bermotif tulis tangan yang beredar di pasaran. Hingga mulai saat itu kimono yang menggunakan motif dari cetak sablon mulai banyak digunakan oleh masyarakat Jepang. Akan tetapi cetak sablon pada saat itu belum berkembang dengan baik karena pengunaan kain kasa atau Screen belum di kenal. Pada saat itu penyablonan masih menggunakan teknik pencapan atau menggunakan model cetakan yang sering disebut dengan mal.      

  
Pada tahun 1907, seorang pria berkebangsaan Inggris bernama Samuel Simon, mengembangkan teknik sablon menggunakan chiffon sebagai pola cetakan. Chiffon merupakan bahan rajut yang terbuat dari benang sutra halus. Bahan rajut inilah sebagai cikal bakal kain kasa yang di kenal sekarang ini. Menyablon dengan cara ini adalah tinta yang akan dicetak akan dialirkan melaui kain kasa atau kain saring, sehingga gambar yang akan tercetak akan mengikuti pola gambar yang ada pada kain saring tersebut. Inilah sebabnya sehingga menyablon dengan teknik tersebut di sebut dengan silk screen printing yang berarti mencetak dengan kain saring sutra.
Setelah Perang Dunia II, teknik cetak saring terus berkembang pesat, inovasi-inovasi terus dilakukan sehingga munculah teknik-teknik baru, yang semula membuat motif secara sederhana kemudian berkembang dengan digunakannya komputer untuk membuat motif yang lebih bervariasi.
Istilah teknik cetak saring ini tidak begitu dikenal di Indonesia. Istilah yang lebih populer yang dipakai di Indonesia adalah cetak sablon yang berasal dari bahasa Belanda, yakni Schablon. Kata ini berakulturasi sehingga menjadi bahasa serapan dan bermetamorfosis menjadi sablon. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata sablon didefinisiskan sebagai pola berdesain yang dapat dilukis berdasarkan contoh.
Pengertian  Cetak Saring
Cetak Saring (screen printing) adalah ragam karya seni grafis yang proses pembuatannya melalui tahapan pembuatan cetakan dari bahan screen atau kain yang dilapisi bahan peka cahaya. Screen lalu dittup film dan dilakukan penyinaran
Kemudian, screen dicuci dan terbentuklah cetakan berlobang (saring) sesuai dengan filmnya. Cat dituamgkan diatas Screen dan dirakel sehingga membentuk gambar sesuai dengan cetakan.
Cetak saring  merupakan bagian dari ilmu grafika terapan yang bersifat praktis. Cetak saring dapat diartikan kegiatan cetak mencetak dengan menggunakan kain gasa/kasa yang biasa disebut screen. Pada umumnya cetak mencetak dilakukan pada setiap benda padat yang datar tetapi dapat juga dilakukan di atas bentuk yang melingkar. Pada prinsipnya cetak mencetak pada berbagai macam benda padat adalah sama. Perbedaannya terletak pada jenis cat / tinta yang digunakan dan jenis produk yang akan dicetak.

alat dan bahan cetak saring

Alat cetak saring
Screen

terdiri dari kerangka kayu dan monyl atau kain sutera yang digunakan untuk mencetak gambar pada benda yang akan disablon. Kain ini berpori-pori dan bertekstur sangat halus menyerupai kain sutera.
Lubang pori-pori pada screen ini berfungsi menyaring dan menentukan jumlah zat warna yang keluar. Ada bermacam-macam jenis kain screen, jenis kain screen terbagi atas kualitas, bahan dasar serat, warna dan
besar kecilnya lubang.

Ukuran Kain Screen dan Fungsinya
10 – 25 Kasar Kain, kertas,
keramik, kertas
daur ulang
Gliter & 
Binder Melik
Gliter & lem stiker
46 - 43 Blok Kain Prade, Binder Metalik
Batik
Printing, Rubber
49 Blok,tulisan,
gambar
Kain Extender, Orien pasta,
Rubber, Foaming, batik
55 Garis, tulisan,
gambar



Rakel

Rakel merupakan alat yang digunakan untuk menyaput zat
warna ke atas permukaan kain atau media cetak. Terbuat dari
karet yang dijepit pada kayu atau alumunium.
Ada 5 jenis rakel: rakel tumpul, bulat, lancip, miring dan persegi.

Meja afdruk
Proses afdruk selain menggunakan sinar matahari dapat juga dilakukan
dengan menggunakan meja yang dilengkapi dengan lampu
neon / TL
untuk hemat energi (terutama digunakan apabila cuaca mendung
atau hujan).
Lama  waktu penyinaran apabila menggunakan lampu neon 6
x 20 watt, jarak 20 cm – penyinaran 4 menit atau waktu menyesuaikan
dengan jenis film diapositif yang akan diafdruk.



Meja gambar

Meja gambar digunakan untuk membuat desain motif untuk cetak saring dan untuk memindah gambar ke kodatrace.
Kodatrace digunakan sebagai film diapositif yaitu untuk memisah motif tiap warna sebelum diafdruk.
Rapido: alat untuk membuat motif/gambar pada kodatrace dengan menggunaka
n tinta rapido.
Hair dryer: untuk mengeringkan screen setelah diolesi obat peka cahaya dan mengeringkan hasil cetakan pada kain.
 
Hand sprayer: alat penyemprot untuk membuat lubang screen setelah proses
penyinaran dan untuk membersihkan screen setelah penyablonan.
Hand sprayer
dilengkapi dengan selang plastik yang dihubungkan pada kran air.
Meja sablon: meja untuk menyablon kaos atau lembaran yang ukurannya
kecil, dilengkapi dengan klem penjepitdan dapat diputar, cukup untuk empat
screen.
Seterika: alat untuk merapikan bahansebelum di sablon dan sesudah di sablon.
Alat press: digunakan sebagai alat fiksasi / penguat warna setelah proses
penyablonan. Dengan pemanasan dan memberi tekanan sehingga binder
menguap dan zat warna menempel kuat ke bahan.
Timbangan: alat untuk menimbang zat warna dan pengental untuk membuat pasta warna.
Gelas ukur, mangkok dan gelas plastik: gelas ukur digunakan untuk mengukur kebutuhan pelarut/air, mangkuk digunakan sebagai tempat untuk mencampur pasta warna sablon.
Sendok, pengaduk & solet: sendok, solet dan pengaduk digunakan untuk mencampur pasta warna supaya
rata dan menuangkannya ke permukaan screen.
Kuas: alat untuk memoles tinta pada kodatrace, untuk mentusir apabila ada
kebocoran pada screen dan menggambar langsung pada kain.
Penggaris: alat untuk menggambar dan menentukan posisi gambar pada desain dan media sablon.
Papan landasan: papan landasan terdiri dari Triplek sebagai penyangga screen pada waktu afdruk, sedangkan papan yang dilapisi busa dan blanket dilapisi perekat / lem kain (Hidronal G). dan sebagai papan landasan pada penyablonan T
-shirt atau kain yang ukurannya sesuai.
Kain hitam: untuk menutup gambar pada screen sebelum waktu penyinaran dengan matahari atau penutup screen pada waktu penyinaran menggunakan lampu supaya tidak tembus bayangan motif.
Isolasi bening/transparan: untuk merekatkan kodatrace atau kertas motif pada saat afdruk supaya tidak
geser, untuk menutup bagian tepi screen sebelum penyablonan supaya tidak bocor.
Karet busa 5 cm: untuk menyangga bagian dalam screen pada waktu afdruk supaya permukaan screen datar.
Kaca bening 2 mm: untuk menutup dan menekan kodatrace pada waktu penyinaran dengan sinar matahari atau pada meja afdruk dengan lampu.
Gunting dan cutter: 
balat pemotong kodatrace, kain, isolasi, lakban. Atau pembuat lubang motif pada kertas pada cetak saring tanpa kodatrace.
Baju kerja: pakaian pelindung badan dari kotoran warna, bahan kimia dan bahan berbahaya lainnya.
Masker: alat penutup hidung pada waktu mencampur obat peka cahaya atau mencuci screen.
Bahan cetak saring
Kertas gamb
ar : kertas gambar atau kertas HVS digunakan untuk membuat desain motif yang akan disablon. Digunakan untuk memisah motif tiap warna, gambar yang dibuat pada kertas HVS yang dibuat menggunakan tinta cina atau hasil print komputer bisa langsung diafdruk  degan cara dibuat transparan.
Pensil warna/cat poster: untuk membuat desain dan membedakan warna yang akan dipisahkan.
Berbagai media cetak/sablon dalam tekstil sesuai kebutuha benda

yang akan dibuat. Kaos untuk disablon bisa dalam bentuk lembaran tetapi sudah dipotong, biasanya bagian depan saja yang disablon sehingga apabila terjadi kesalahan bisa lebih hemat. Selain selendang untuk disablon, kain ukuran taplak meja atau kain lembaran untuk membuat tas, perlu diperhatikan bahan yang bisa disablon yaitu bahan yang permukaan datar atau halus.
Zat warna untuk sablon
Hampir semua jenis zat warna dalam tekstil bisa digunakan dalam penyablonan. Tetapi zat warna pigmen paling bayak digunakan contohnya sandy colour walaupun sifatnya hanya menempel pada
permukaan serat tekstil atau kain, tetapi penggunaannya sangat mudah, seperti untuk warna pokok Merah, Biru, Kuning dan Hitam atau CMYK (Cian, Magenta, Yellow dan Hitam). Selain itu dalam Industri besar dan kecil banyak menggunakan zat warna Reaktif (Remazol, Procion dan Cibacron) dan Zat warna Dispersi untuk kain sintetis. Berikut ini contoh zat warna Pigmen dalam bentuk cair dan Zat Warna Reaktif dalam
bentuk serbuk. Pengental dan obat bantu Soda Abu: Soda Ash (Na2CO3) termasuk alkali kuat berfungsi sebagai pengikat dalam pewarnaan zat warna reaktif. Soda kue: Sodium bikarbonat (NaHCO3), termasuk alkali lemah berfungsi sebagai fiksasi zat warna reaktif, untuk membuat suasana
alkali. Pengental untuk zat warna pigmen (sandy) menggunakan pengental emulsi dalam bentuk liquid ada beberapa macam pengental.
Sandy colour Red Yellow Blue Fasdy yaitu pengental yang dicampur dengan sandy menghasilkan
sablonan tidak timbul. Rubber warna dicampur dengan sandymenghasilkan sablonan timbul diraba menonjol pada hasil sablonan, rubber white untuk sablonan putih atau sablonan dasar untuk bahan
tekstil / kaos warna gelap.
Manutex merupakan agar-agar rumput laut yang tidak berwarna
dan tidak mewarnai bahan, digunakan sebagai pengental zat warna dalam bentuk serbuk seperti zat warna reaktif atau dispersi. Manute dilarutkan dengan air dan diberi obat bantu soda abu atau soda kue untuk
penguat warna.
Langkah membuat klise positif
1. Film dengan Kertas HVS
bila dibandingkan dengan bahan lain film dengan menggunakan kertas HVS harganya sangat murah. sumber gambar bisa dari print komputer atau dari hasil foto copy. sebenarnya dari pola gambar yang sudah tercetak di kertas hvs asalkan cetakannya pekat dapat langsung digunakan untuk film, namun karena kertas hvs tidak transparan, maka waktu penyinarannya lebih lama dan sering hasil afdrukannya tidak maksimal. Untuk mengatasinya biasanya kertas hvs dibuat transprant dengan mengolesi minyak sayur atau sejenisnya dibagian belakang gambar, dengan cara ini kertas hvs akan menjadi transparan seperti halnya kertas kalkir (lihat vidio proses pengolesan minyak). Kelemahan menggunakan teknik ini adalah film tidak bisa disimpan dalam waktu lama karena akan berbau tengik disebabkan olesan minyak sayur tadi, atau kalau tidak berbau tengik sifat transprannya akan berkurang karena hilangnya olesan minyak tadi.
Walau begitu cara ini masih layak digunakan khususnya untuk gambar yang tidak detail, sebab prosesnya yang cepat dan biaya yang murah.  
2. Film dari bahan Kertas Kalkir 
Sejak komputer dan printer khususnya printer jenis laserjet berkembang dan maju dengan pesat proses film  sablon turut dimudahkan dengan film kertas kalkir, hal ini sangat jauh bila dibandingkan sebelumnya dimana jika membuat huruf dengan cara manual melalui huruf gosok dan menggambar dengan tinta untuk membuat film dikalkir. Sekarang membuat film diatas kalkir sangat mudah dan cepat , hanya dengan mengeprint pola gambar menggunakan print laser dan film kertas kalkirpun langsung siap.
Kelemahan menggunakan printer laser jika kita membutuhkan gambar dengan tingkat persisi yang tinggi, sebab pada proses pengeringan tinta pada print laser menggunakan pemanas yang mengakibatkan pemuaian pada kertas kalkir, sehingga hasil cetakan yang satu dan cetakan selanjutnya pada print laser akan mengalami penggeseran (tidak tepat) hal ini sangat jelas terlihat bila pola yang kita print lebar (ukuran HVS/kwarto)
3. Film dengan Bahan dasar Plastik   
Dari bahan yang digunakan untuk film ini yaitu plastik, maka jelas sifat transparanya mencapai 100% jadi untuk waktu adruknyapun menjadi lebih cepat. Film dengan bahan plastik astralon/mika dan sejenisanya bisa dibagi kedalam 3 golongan berdasarkan proses pembuatan filmnya :
a. Melalui proses Printer laser / foto copy
Dengan printer laser atau fotocopy proses membuat film diatas plastik mika ini bisa dilakukan, akan tetapi untuk gambar yang membutuhkan tingkat persisi (ketepatan pisah warna) tinggi tidak dianjurkan. sebagaimana diketahui bahwa plastik akan mudah memuai/molor bila terkena panas tinggi yang digunakan pada printer laser/fotocopy utuk memadatkan(mengeringkan) tinta dalam proses cetaknya. hal ini yang menyebabkan gambarnya tidak tepat.
b. Melalui Proses Printer khusus
printer jenis ini sangat akurat dalam membuat film dengan bahan plastik, ketajaman gambar, persisi pisah warna dan daya tahan filmnya sangat sempurna, bahkan untuk ukuran raster dapat disesuikan dengan keinginan. hanya saja printer ini harganya sangat mahal, jadi biasanya digunakan bagi pengusaha yang bertujuan khusus membuka jasa pembuatan film, harga filmnyapun relatif mahal bila dibandingkan dengan menggunakan film lain biasanya harga dihitung berdasarkan percentimenter persegi (cm2), sehingga hanya cocok bila digunakan untuk pekerjaan dengan order dalam jumlah besar. 
c. Melalui proses Repro
Proses repro merupakan proses pembuatan film dengan sistem penyinaran (Afdruk) dimana plastik khusus yang peka terhadap sinar akan bereaksi terhadap sinar dan kemudian membentuk gambar sesuai dengan gambar yang disinari. Hasil dari film repro ini sangat tajam dan persisi serta tahan lama. Namun proses repro ini melalui langkah yang agak panjang seperti halnya proses adruk, yaitu penyinaran, pengembangan dan pengeringan sehingga kurang praktis untuk membuat film yang membutuhkan waktu cepat, harganya juga masih relatif mahal bila dibandingkan dengan proses yang print langsung.
Langkah-langkah mengafdruk
1. pengolahan obat abdruk (kamar gelap ) tempat gelap
   *lakukan pencapuran bahan abdrukan yang akan digunakan yakni ulano
      (T133 atau 72 ) ulano terdiri dari pasta dan bahan peka cahaya yang
       dicampur sesuai dengan kebutuhan.
2. penyemiran/Pengolesan obat abdruk(kamar gelap) tempat gelap
    *pemolesan dgn penggaris siku dapat menghasilkan lapisan bahan abdruk merata serta
      lapisan cukup,pengolesan 1kali muka 2 kali punggung.
    *pemolesan dgn dengan menggunakan sentral coater
    *pengolesan dpat jga di lakukan dgn menggunakan rakel ,atau kuas . dengan tujuan hasil pengolesan
      harus merata.
3. pengeringan (kamar gelap )
    *pengeringan dengan menggunakan hair dryer/kipas angin mengeringkan dngan cara ini
       sama dengan menggunakan prinsipya kompor.
     *Mengeringkan dengan open,cara ini hanya dapat dilakukan dengan mesin kontak. hasilnya lebih cepat
       dan hasil mengeringkan nya dapat merata,dalam dan luar screen.
4. penempatan model atau FIlim
     *penempatan fillim atau model adalah menempatkan fillim atau model diatas permukaan screen sesuai
        dengan posisi cetak yang diinginkan,diatas fillim ditempatkan kaca bening setebal lebih kurang 5mm
         dibawah screen,ditempatkan bantalan pengalas.
5. pengafdrukan (penyinaran )
    *penyinaran menggunakan matahari
       penyinaran yang paling diperluka adalah sinar dari sinar utraviolet yang sepenuhnya terdapat pada sinar
        matahari
    *penyinaran dengan lampu
        dalam proses ini terdapat biaya tambahan, namun di dalam penyinaran melllui penyinaran lampu
        tersebut lebih mudah di bndingkan dengan penyinaran matahari,
         dalam penyinaran ini waktunya dapat di atur dan tidak perlu berpindah'' tempat.
6. tursir (penyempurnaan)
     *hasil pengolahan dalam langkah menimbulkan gambar, mugkin saja terdpat kesalahn kecil .
        terdapatnya lubng'' kecil itukarna adanya gesekan'' pada tabir.
    Bahan Tursir :
      *Ulano TZ ditursir dgn Ulano  TZ
      *Ulano 133ditursir dng Ulano 6
FOTOGRAFI
PENGERTIAN FOTOGRAFI
Fotografi (dari bahasa inggris : photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).
Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.
Jenis jenis kamera
1.      Kamera digital                                                                                   

 
2.       Kamera Prosumer
3.      Kamera DSLR
4.      Kamera Analog

Bagian bagian Kamera

Bagian-bagian Body Kamera DSLR


1. Lensa
Ini adalah salah satu kelebihan kamera DSLR adalah pada lensanya dimana zoom dan focusnya bisa diatur secara manual atau otomatis. Nah kita juga memilih jenis lensa sesuai dengan kebutuhan dan fotografi apa yang digeluti.
2. Grip
Grip adalah bagian menonjol di bagian kanan anatomi kamera DSLR yang fungsinya sebagai pegangan kamera supaya kita bisa memegang kamera dengan kuat. Di dalam grip ini terdapatbaterai kamera.
3. Tombol lensa
Tombol ini fungsinya sebagai pengunci lensa dengan bodi kamera DSLR.

4.Stabilizer
Biasanya terdapat pada lensa-lensa yang ada auto fokusnya dan dbawahnya ada tombol apakah focus lensa akan dijalan secara manual atau auto.
5. Shutter
Tombol yang digunakan untuk mengeksekusi pengambilan gambar.
6. Tombol Flash
Digunakan untuk mengaktifkan flash pada kamera DSLR.
7. Dial
Tombol dial digunakan untuk mengatur kecepatan rana (shutter speed)
8. Tombol display
Untuk menampilkan gambar yang telah di ambil.
9. Thumb-wheel
Ini merupakan tombol modus pemotretan, disini kita bisa menggunakan basic zone untuk belajar fotografi awal-awal dan creative zone untuk fotografi yang sudah advance.

10. Built in Flash llight
Lampu flash internal, cukup untuk penerangan tapi hanya bisa menghadap satu arah. Bagi yang baru belajar fotografi cukup menggunakan menggunakan flash internal.

11. Anti red Eye
Penangkal mata terlihat merah saat menggunakan lampu flash.
12. View Finder
View finder merupakan istilah lain dari jendela bidik. Jadi apapun output yang dilihat akan sama hasilnya jika dilihat dari view finder atau LCD. Di view fider juga ada informasi-informasi seputar kecepatan apperture, titik focus, metering, dan sebagainya. Nah dibagian view finder ini ada bagian karet seperti bantalan yang disebut eye pieces, fungsinya untuk menahan cahaya yang masuk view finder supaya objek benar-benar real.
13. Monitor LCD
Monitor LCD disini memiliki 3 fungsi. Fungsi pertama adalah untuk melihat hasil gambar yang sudah di foto. Kedua adalah untuk menampilkan info-info dan setingan pada kamera. Dan terakhir adalah untuk life view . Feature life view ini fungsinya sama seperti view finder yaitu sebagai alat melihat objek yang dibidik.
14. Tombol navigasi
FUngsi untuk mengendalikan fungsi kamera dan membantu melihat gambar yang sudah diambil. Tiap-tiap kamera DSLR berbeda-beda dalam menampilkan fitur ini. Ada yang berbentuk scroll , analog, dan tombol 4 arah biasa. Untuk kamera dslr canon tombol 4 arah merupakan short cut white balance, jenis auto focus,picture style, dan drive mode.
15. Tombol AV
Tombol ini untuk mengatur bukaan diafragma atau aperture. Bukaan diafragma tergantung jenis lensa yang dipakai.
16. Tombol Fn/Q
Merupakan salah satu tombol pengaturan menu, bisa digunakan untuk setting white balance dan metering etc.


17. Tombol Zoom in zoom out
Fungsinya bukan meng zoom objek pada saat membidik tapi meng zomm gambar yang sudah kita foto yang muncul di LCD.
18. Tombol life view
Digunakan untuk membidik objek lewat LCD.
19. Tombol Menu dan info
Menu untuk pengaturan kamera DSLR sedangkan info untuk mengetahui info foto yang diambil.
20. Tombol preview
Untuk melihat hasil foto yang telah diambil
21. Tombol hapus
Tombol untuk menghapus foto dari memori

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rawa Pening Drama (Bahasa Inggris)

B= Boy             : W= Woman    : V1= Villager 1 : V2= Villager 2 : V3= Villager 3 : Rawa Pening Drama Once upon a time, there was a little poor boy came into a little village. He was very hungry and weak. He knocked at every house to ask for some meal, but nobody cares him. B             : (knocks the door) “excuse me, can i get some meal? I am so hungry right now. Ohh why does nobody care me?” He did it at every house but nobody responded. He was about to give up, but he knocked at another house, finally a generous woman got out from her house, she gave him a shelter, a meal and a lesung. W            : (opens the door) “come and sit here boy! Wait for a moment! I’ll take you some meal”( goes to the kitchen) B             : “thank you, ma’am!” (sits down) W            :”here it is and it is!” (gives him a meal and a lesung) B             : (eats the meal) “oh. What is this?” W            :”this is a lesung” B             : “what for?” W            : “

Perkembangan Organisasi Sipil Masa Pendudukan Jepang

Gerakan Tiga A Merupakan nama dan semboyan, yaitu Nippon cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, Nippon pemimpin Asia. Didirikan pada 29 Maret 1942 Diketuai oleh Mr. Syamsuddin Sebagai wadah propaganda Jepang dengan membentuk komite di daerah-daerah. Membentuk divisi islam (Persaipan Persatuan Umat Islam) yang dipimpin oleh Abikusno Cokrosuyoso Namun organisasi ini kurang mendapat simpati dari rakyat sehingga dibubarkan pada Desember 1942. 2.        Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) Setelah dibubarkannya Tiga A, jepang kemudian membentuk Pemuda Asia Raya yang diketuai oleh Sukardjo Wiryopranoto, kemudian organisasi tersebut dibubarkan dan dibentuklah PUTERA. Dukungan rakyat terhadap Jepang mulai berkurang karena Jepang mulai mengekang rakyat. Kemudian Jepang kalah perang dan bekerja sama dengan tokoh nasionalis untuk memulihkan keadaan. Laalu, Jepang membentuk organisasi massa untuk menggerakkan rakyat. PUTERA dibentuk pada 16 April 1943 dengan Ir. Soekarno sebagai ket