FADHILAH SHOLAT-SHOLAT SUNNAH
- Keutamaan
Shalat Tahajud :
Tentang keutamaan shalat Tahajud tersebut, Rasulullah SAW suatu hari bersabda : “Barang siapa mengerjakan shalat Tahajud dengan
sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam kemuliaan : 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat.”
Adapun lima keutamaan didunia itu, ialah :
1. Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana.
2. Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya.
3. Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai oleh
semua manusia.
4. Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
5. Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.
2. Fadhilah Sholat Dhuha:
Pertama : Dua Roka’t Sholat Dhuha sama dengan shodaqoh.
dari Abu Dzarr dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: "Setiap pagi dari persendian masing-masing kalian ada sedekahnya, setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, dan setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir sedekah, setiap amar ma'ruf nahyi mungkar sedekah, dan semuanya itu tercukupi dengan dua rakaat dhuha."
Pertama : Dua Roka’t Sholat Dhuha sama dengan shodaqoh.
dari Abu Dzarr dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: "Setiap pagi dari persendian masing-masing kalian ada sedekahnya, setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, dan setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir sedekah, setiap amar ma'ruf nahyi mungkar sedekah, dan semuanya itu tercukupi dengan dua rakaat dhuha."
H.R Muslim
Kedua : Dua Rokaat Sholat Dhuha sama dengan shodaqoh yang dilakukan 360 tulang persendian manusia.
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bersedakah setiap harinya mulai matahari terbit. Memisahkan (menyelesaikan perkara) antara dua orang (yang berselisih) adalah sedekah. Menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah. Berkata yang baik juga termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah shadaqah ”.
HR. Bukhari dan Muslim
“Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bersedakah setiap harinya mulai matahari terbit. Memisahkan (menyelesaikan perkara) antara dua orang (yang berselisih) adalah sedekah. Menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah. Berkata yang baik juga termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah shadaqah ”.
HR. Bukhari dan Muslim
Ketiga : Alloh akan mencukupi rizqinya dan menjaga orang yang sholat Dhuha empat Roka’at.
Rasulullah
Shallahu 'alaihi wa sallam dari Allah Azza Wa Jalla, Dia berfirman: "Wahai
anak Adam, ruku'lah kamu kepadaku dipermulaan siang sebanyak empat raka'at,
niscaya Aku akan memenuhi kebutuhanmu di akhir siang."
H. R Tirmidzi
H. R Tirmidzi
Keempat : Sholatnya orang yang bertaubat kepada Alloh.
لا يحافظ على صلاة الضحى إلا أواب
“Tidaklah menjaga sholat dhuha kecuali
orang-orang yang bertaubat”
H.R
Al Hakim
Kelima : Melaksanakan wasiat Nabi SAW.
Kelima : Melaksanakan wasiat Nabi SAW.
Abu
Hurairah radliallahu 'anhu berkata: "Kekasihku (Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam) telah berwasiat kepadaku dengan tiga perkara yang tidak akan
pernah aku tinggalkan hingga aku meninggal dunia, yaitu shaum tiga hari pada
setiap bulan, shalat Dhuha dan tidur dengan shalat witir terlebih dahulu".
H.R Muttafaq ‘alaih
H.R Muttafaq ‘alaih
3.
Keutamaan
Shalat Sunnah Rawatib
Dari
Ummu Habibah isteri Nabi SAW, beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah
bersabda:
,
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلَّا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلَّا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
“Tidaklah
seorang muslim mendirikan shalat sunnah ikhlas karena Allah sebanyak dua belas
rakaat selain shalat fardhu, melainkan Allah akan membangunkan baginya sebuah
rumah di surga.” (HR. Muslim no. 728)
Dalam
HR At-Tirmizi dan An-Nasai, ditafsirkan ke-12 rakaat tersebut. Beliau
bersabda:
مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ
“Barangsiapa
menjaga dalam mengerjakan shalat sunnah dua belas rakaat, maka Allah akan
membangunkan rumah untuknya di surga, yaitu empat rakaat sebelum zhuhur, dua
rakaat setelah zhuhur, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya` dan
dua rakaat sebelum subuh.”
(HR. At-Tirmizi no. 379, An-Nasai no. 1772)
(HR. At-Tirmizi no. 379, An-Nasai no. 1772)
Dari ‘Abdullah
bin ‘Umar radliallahu ‘anhu dia berkata:
حَفِظْتُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الصُّبْحِ
“Aku
menghafal sesuatu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berupa shalat sunnat
sepuluh raka’at yaitu; dua raka’at sebelum shalat zuhur, dua raka’at sesudahnya,
dua raka’at sesudah shalat maghrib di rumah beliau, dua raka’at sesudah shalat
isya’ di rumah beliau, dan dua raka’at sebelum shalat subuh.” (HR. Bukhari no.
937, 1165, 1173, 1180, Muslim no. 729)
Dari Ibnu Umar dia
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ أَرْبَعًا
“Semoga
Allah merahmati seseorang yang mengerjakan shalat (sunnah) empat raka’at
sebelum Ashar.” (HR. Abu Daud no. 1271 dan At-Tirmizi no. 430)
Adapun dua rakaat sebelum maghrib tetap disunnahkan dengan dalil umum: Dari
Abdullah bin Mughaffal Al Muzani dia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ قَالَهَا ثَلَاثًا قَالَ فِي الثَّالِثَةِ لِمَنْ شَاءَ
“Di
antara setiap dua adzan (azan dan iqamah) itu ada shalat (sunnah).” Beliau
mengulanginya hingga tiga kali. Dan pada kali yang ketiga beliau bersabda,
“Bagi siapa saja yang mau mengerjakannya.” (HR. Al-Bukhari no. 588 dan Muslim
no. 1384)
‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha telah meriwayatkan sebuah hadits tentang sholat sunnah
rawatib sebelum (qobliyah) shubuh, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
beliau bersabda, “Dua rakaat sebelum shubuh lebih baik dari dunia dan
seisinya”. Dalam riwayat yang lain, “Dua raka’at sebelum shubuh lebih aku cintai
daripada dunia seisinya” (HR. Muslim no. 725)
Adapun
sholat sunnah sebelum shubuh ini merupakan yang paling utama di antara sholat
sunnah rawatib dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah
meninggalkannya baik ketika mukim (tidak berpegian) maupun dalam keadaan safar.
Ummu
Habibah radhiyallahu ‘anha telah meriwayatkan tentang keutamaan rawatib dzuhur,
dia berkata: saya mendengar rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang menjaga (sholat) empat rakaat sebelum dzuhur dan empat rakaat
sesudahnya, Allah haramkan baginya api neraka”. (HR. Ahmad 6/325, Abu Dawud no.
1269, At-Tarmidzi no. 428, An-Nasa’i no. 1814, Ibnu Majah no. 1160)
4.
Keutamaan Shalat Sunnah
Witir
Shalat sunnah witir memiliki banyak sekali keutamaan,
beberapa di antaranya adalah hadits dari Kharijah bin Hudzafah Al_Adwi. Ia
menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar menemui
kami. Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menambahkan kalian
dengan satu shalat, yang shalat itu lebih baik untuk dirimu daripada unta yang
merah, yaitu shalat witir. Waktu pelaksanannya Allah berikan kepadamu dari
sehabis Isya hingga terbut fajar.” [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Abu
Daud, At_Tirmidzi, Ibnu Majah, Al_ Hakim, dan Ahmad]Di antara dalil yang menunjukkan keutamaan dan sekaligus disunnahkannya shalat witir adalah hadits dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwitir, kemudian bersabda, “Wahai Ahli Alquran, lakukanlah shalat witir, sesungguhnya Allah itu witir (ganjil) dan menyukai sesuatu yang ganjil” [Hadits shahih diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam kitab Iqamatush Shalah, hadits no. 1169. Hadits ini dishahihkan oleh Al_Albani dalam kitab Shahih Sunan Ibnu Majah, hal. I/193]
- Keutamaan sholat hajat
“Siapa yang berwudhu dan sempurna wudhunya,
kemudian shalat dua
rakaat (Shalat
Hajat) dan sempurna rakaatnya maka Allah berikan apa yang ia pinta cepat atau
lambat.” (HR Ahmad)
Diriwayatkan dari Abu Sirah an-Nakh’iy, dia berkata, “Seorang laki-laki menempuh perjalanan dari Yaman. Di tengah perjalan keledainya mati, lalu dia mengambil wudhu kemudian shalat dua rakaat, setelah itu berdoa. Dia mengucapkan, “Ya Allah, sesungguhnya saya datang dari negeri yang sangat jauh guna berjuang di jalan-Mu dan mencari ridha-Mu. Saya bersaksi bahwasanya Engkau menghidupkan makhluk yang mati dan membangkitkan manusia dari kuburnya, janganlah Engkau jadikan saya berhutang budi terhadap seseorang pada hari ini. Pada hari ini saya memohon kepada Engkau supaya membangkitkan keledaiku yang telah mati ini.” Maka, keledai itu bangun seketika, lalu mengibaskan kedua telinganya.” (HR Baihaqi)
Diriwayatkan dari Abu Sirah an-Nakh’iy, dia berkata, “Seorang laki-laki menempuh perjalanan dari Yaman. Di tengah perjalan keledainya mati, lalu dia mengambil wudhu kemudian shalat dua rakaat, setelah itu berdoa. Dia mengucapkan, “Ya Allah, sesungguhnya saya datang dari negeri yang sangat jauh guna berjuang di jalan-Mu dan mencari ridha-Mu. Saya bersaksi bahwasanya Engkau menghidupkan makhluk yang mati dan membangkitkan manusia dari kuburnya, janganlah Engkau jadikan saya berhutang budi terhadap seseorang pada hari ini. Pada hari ini saya memohon kepada Engkau supaya membangkitkan keledaiku yang telah mati ini.” Maka, keledai itu bangun seketika, lalu mengibaskan kedua telinganya.” (HR Baihaqi)
- KEUTAMAAN-KEUTAMAAN
SHALAT TASBIH
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas yang akan kami disebutkan, shalat tasbih mempunyai sepuluh manfaat yaitu:
Allah akan mengampuni dosa yang awal
Allah akan mengampuni dosa yang akhir
Allah akan mengampuni dosa yang lalu
Allah akan mengampuni dosa yang akan datang,
Allah akan mengampuni dosa sengaja
Allah akan mengampuni dosa tidak sengaja,
Allah akan mengampuni dosa besar
Allah akan mengampuni dosa kecil
Allah akan mengampuni dosa yang sembunyi-sembunyi
Allah akan mengampuni dosa yang terang-terangan
c. dll serta jelaskan pendapat para ulama tentang point-point keutamaan tersebut - Manfaat dan Keutamaan Shalat Tarawih
Malam ke 01 : Siapa
yang shalat Tarawih pada malam pertama dihapus dosa seorang Mu’min seperti
ketika ia di lahirkan.
Malam ke 02 : Shalat
Tarawih pada malam kedua di ampuni dosa dirinya dan kedua orang tuanya, jika
keduanya Mu’min.
Malam ke 03 : Malaikat berseru dari ‘Arsy ”
Telah diangkat amal dan dosanya yang telah lalu dan di ampuni oleh Allah SWT.
Malam ke 04 : Baginya
mendapat pahala, seperti pahala membaca Kitab Taurat, Zabur, Injil dan
AlQur-an.
Malam ke 05 : Allah
SWT memberinya pahala seperti pahala Sholat di Masjidil Haram, Masjid Madinah
dan Masjid Aqsho.
Malam ke 06 : Allah SWT memberinya pahala
Thawaf di Baitul Makmur dan di mintakan ampun baginya oleh setiap batu benda
. Malam ke 07 :
Seumpama pahala yang di peroleh nabi Musa A.S dan penolong dari kejahatan
Fir’aun dan Hamman.
Malam ke 08 : Allah
SWT memberikannya pahala seperti pahala apa yang diberikan kepada Nabi Ibrohim
AS.
Malam ke 09 : Seumpama pahala Ibadah nabi
Muhammad SAW.
Malam ke 10 : Allah
SWT memberinya Rizki dan kebaikan di dunia dan akhirat.
Malam ke 11 : Apabila Ia meninggal dunia,
seperti dilahirkan dari Ibunya.
Malam ke 12 : Ia
datang pada hari kiamat kelak dengan wajah berseri-seri seperti bulan purnama.
Malam ke 13 : Ia datang pada hari kiamat, selamat dari kejahatan (kejelekan).
Malam ke 14 : Malaikat pada menyaksikan bahwa
sesungguhnya orang tersebut telah Sholat Tarawih maka pada hari kiamat kelak
Allah SWT tidak akan menghisabnya.
Malam ke 15 : Para malaikat bersholawat
kepadanya dan menjaga di ‘Arsy dan kursi.
Malam ke 16 : Allah
SWT mencatat baginya akan di bebaskan dari api neraka dan masuk surga. Malam ke
17 : Diberikannya pahala seperti pahala para nabi.
Malam ke 18 : Satu Malaikat berseru : ” Hai
Hamba Allah bahwasanya Allah SWT telah meridhoi kamu dan ke dua orang tuamu.
Malam ke 19 : Allah
SWT akan mengangkat ke surga firdaus.
malam ke 20 : Allah
SWT memberikan pahala para Syuhada dan orang-orang Sholeh.
Malam ke 21 : Allah SWT membuatkan baginya
sebuah istana di surga dari cahaya.
Malam ke 22 : Pada
hari kiamat nanti, selamat dari kesulitan dan kesusahan.
Malam ke 23 : Allah SWT membangunkan baginya
sebuah kota di surga.
Malam ke 24 : Dua
puluh empat (24) permintaanya di kabulkan oleh Allah SWT.
Malam ke 25 : Allah
SWT mengangkatnya dari siksaan kubur.
Malam ke 26 : Allah
SWT mengangkatnya baginya pahala empat puluh tahun (40 thn).
Malam ke 27 : Ia akan
melewti jembatan Shirotul Mustaqim pada hari kiamat kelak seperti kilat
menyambar.
Malam ke 28 : Allah SWT mengangkat baginya
seribu (1000) derajat di surga.
Malam ke 29 : Allah
SWT memberikan pahala seribu (1000) haji yang makbul.
Malam ke 30 : Allah
SWT berfirman : Hai Hambaku, makanlah buah-buahan di dalam surga dan mandilah
engkau dengan air Salsabil dan minumlah dari telaga kautsar, Aku tuhanmu dan engkau
hamba-Ku.
8.
Keutaman sholat taubat
مَا مِنْ رَجُلٍ
يُذْنِبُ ذَنْبًا، ثُمَّ يَقُومُ فَيَتَطَهَّر – وفي رواية: فيحسن الوضوء – ،
ثُمَّ يُصَلِّى – وفي رواية: ركعتين –، ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّه؛َ إِلاَّ غَفَرَ
اللَّهُ لَهُ»، ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ {وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا
فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا
لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى
مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Tidaklah seorang (muslim) melakukan suatu perbuatan
dosa, lalu dia bersuci – dalam riwayat lain: berwudhu dengan baik –, kemudian
melaksanakan shalat – dalam riwayat lain: dua rakaat –, lalu meminta ampun
kepada Allah, melainkan Allah akan mengampuni (dosa)nya”. Kemudian Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat ini (yang artinya), “Dan (juga)
orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka,
dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah, dan mereka
tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengatahui” (QS. Ali
‘Imraan:135)
Komentar
Posting Komentar